Dialog Penyusunan Teks Proklamasi



Penyusunan Teks Proklamasi


Setibanya di Jakarta, rombongan Soekarno segera mencari hotel (tempat yang luas dan layak) untuk menyusun naskah proklamasi. Hotel yang ditujunya pun penuh. Kemudian, rombongan bergegas ke kediaman Nishimura. Setelah sampai dan disambut oleh Nishimura, Soekarno memulai pembicaraan.
Soekarno :" Selamat malam,  maaf mengganggu waktu istirahat Anda."
Nishimura:" Memangnya, ada hal mendesak apa yang membuat Anda datang pada malam ini?" (dengan wajah penasaran)
Soekarno :" Saya datang kemari untuk menyampaikan rencana rapat persiapan pelaksanaan kemerdekaan Indonesia.  Apakah Anda bersedia membantu kami? "
Nishimura:" Saya tidak dapat membantu Saudara, karena saya sudah mendapat perintah dari pihak serikat untuk tidak mengubah status dan keadaan di Indonesia. "
Tanpa berpikir panjang,  Soekarno hanya tersenyum dan meminta izin untuk pulang ke rumah.
Soekarno:" Baiklah kalau begitu,  saya mengerti keadaan Saudara. Berhubung sudah malam,  saya izin untuk pulang. "
Nishimura:" Ya, baiklah,  hati-hati di jalan (membungkukkan badan dan tersenyum) "
Setelah saling membungkukkan badan, Soekarno beranjak dari tempat duduk dan pergi meninggalkan rumah Nisimura.
Saat berada di perjalanan menuju rumah, para rombongan yang ada menanyakan hasil percakapan tadi kepada Soekarno.
A.Soebardjo :" Bagaimana hasilnya? "
Mbah Diro :"Apakah Nishimura menyetujuinya? "
Hatta :" Ya... "
A.Soebardjo: " Saya harap dia bisa menolong kita. "
Soekarno:" Dari percakapan tadi,  saya menyimpulkan bahwa kita tidak mungkin lagi mengharapkan bantuan Jepang."
Para rombongan hanya mengangguk sepakat dengan Soekarno tanpa menanyakan penyebab dari anggapan Soekarno. Tak lama kemudian, Laksamana Maeda memberikan tawaran yang positif untuk kelangsungan pembuatan teks.
Laksamana Maueda:” jujur, saya dengan besar hati mempersilahkan kalian menggunakan rumah saya untuk penyusunan teks proklamasi. Rumah saya cukup besar dan nyaman. Mampu menampung rombongan ini.”
Semua orangpun mengangguk setuju. Setelah pulang dari rumah masing-masing, mereka kembali berombongan dan menuju rumah Laksamana Maeda.
Perjalanan terus dilakukan. Jam terus memutar jarumnya. Rombongan Soekarano tiba di rumah Laksamana Maeda di Jalan Bonjol 1 pada pukul 02.00-04.00. Para tokoh nasionalis berkumpul di ruang tamu rumah Maeda untuk merumuskan teks proklamasi.
          Para penyusun teks proklamasi tersebut adalah Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta, Mr.Ahmad Soebarjo dan disaksikan oleh para anggota PPKI, serta para tokoh muda (Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah dan Mbah Diro). Konsep teks proklamasi tersebut dibuat sendiri oleh Ir.Soekarno.
           Masuklah Ir. Soekarno,
 Drs.Moh.Hatta, Mr.Ahmad Soebarjo, anggota PPKI, dan para tokoh muda.
Dialog 1 :

Ir. Soekarno : “ Kita mulai sekarang saja, bagaimana usulan kalian tentang naskah proklamasi yang akan kita bahas?” (sambil memandang ke arah Ahmad Soebardjo)
Hening sejenak …
Ir. Soekarno : “ Untuk mempersingkat waktu, saya sudah memiliki konsep teks proklamasi.”
A. Soebarjo : “ Oh, kalau begitu, bersediakah Anda membacakannya?”
Ir. Soekarno : “ Baiklah, dengan senang hati.” (membacakan konsep teks proklamasi dengan lantang)
                       “Bagaimana menurut kalian?”
A.Soebarjo : (mengacungkan jari tangan) “ Bagaimana jika kalimat pertama dalam teks
Proklamasi diambil dari Piagam Jakarta? ”
Ir. Soekarno : “Ya, baiklah. Lalu, rumusan apa yang akan diambil?”
A.Soebarjo : “ Bagian yang merupakan pernyataan kemauan bangsa Indonesia untuk menentukan nasibnya sendiri.”
Ir. Soekarno : “Baiklah, ide yang bagus.” (menulis usulan A. Soebarjo)
“Apakah ada usulan lain?”
Moh. Hatta : (mengacungkan jari tangan) “Bagaimana jika kalimat kedua diubah menjadi pengalihan kekuasaan ? “
Ir.Soekarno : “ Ya, itu lebih baik dan saya juga setuju.”
Moh. Hatta : “ Lalu atas nama siapa proklamasi ini dibuat ? “
Ir. Soekarno : “ Karena ini semua berkat jasa para pejuang Indonesia berarti “Atas nama bangsa Indonesia .“
Moh.Hatta : “ Ide yang bagus, bung.”
Ir.Soekarno : “ Bagaimana menurut kalian?”
Peserta rapat : “ Ya, kami setuju.”
        Akhirnya perumusan teks proklamasi dapat dicetuskan, akan tetapi perumusan teks proklamasi tersebut tidak cukup sampai disitu masih ada hal yang perlu dibahas yaitu tentang penandatangan teks proklamasi. Dalam pembahasan tersebut, ada 2 tokoh yang mengusulkan usulannya,2 orang tersebut
 adalah Drs.Moh.Hatta, dan Sukarni.
Usulan yang pertama dikemukakan oleh
 Drs.Moh.Hatta yang disanggah oleh Chaerul Saleh, lalu usulan yang kedua dikemukakan oleh Sukarni.
Dialog 2 :
Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks proklamasi ini?”
Moh.Hatta : “Bagaimana jika dibuat seperti Declaration of Independence America.”
B.M.Diah : “Bagaimana maksudnya?”
Moh.Hatta : “Maksud saya teks tersebut ditandatangani oleh semua yang hadir malam ini.”
Chaerul S. : “Saya tidak setuju jika teks tersebut ditandatangani oleh anggota PPKI”
Soekarno : “Kenapa Anda tidak setuju?”
Chaerul S. : “Menurut saya PPKI dibentuk oleh Jepang dan anggotanya diangkat oleh Jepang padahal kemerdekaan ini kita dapatkan atas usaha bangsa kita sendiri.”
Soebardjo : “Ya, saya sependapat dengan Anda.”
Soekarno : “ Lalu siapa yang akan menandatangani teks tersebut?”
Sukarni : “Bagaimana jika teks proklamasi ditandatangani oleh Ir.Soekarno dan
Drs.Moh.Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia? ”
Chaerul S : “Ya, saya setuju dengan pendapat Sukarni.”
Soekarno : “ Baiklah, saya bersedia. Lalu, bagaimana dengan Bung Hatta? ”
Moh.Hatta : “ Ya, dengan senang hati.”
Soekarno : “ Baiklah jika Bung Hatta setuju. Jadi, yang akan menandatangani teks Proklamasi ini adalah saya dan Bung Hatta. “
            Setelah tercapai kesapakatan bahwa teks proklamasi ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs.
 Moh.Hatta, naskah tersebut diserahkan kepada Sayuti Melik untuk diketik, dan penandatanganan akan dilakukan setelah naskah selesai diketik.
Dialog 3:
Ir.Soekarno : “ Bung, tolong ketikkan naskah ini .”
Sayuti Melik : “ Baik bung, dengan senang hati.”
            Sesudah naskah teks proklamasi diterima oleh Sayuti Melik, Beliau mengubah beberapa kata yang ejaannya dianggap kurang tepat. Beberapa kata yang diubah yaitu, kata tempoh menjadi tempo, dan kata Djakarta 17-8-45 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahun 05.
Dialog 4:
Sayuti Melik : “ Sepertinya ejaan yang digunakan dalam kata tempoh ini kurang benar. “
Sayuti Melik : “ Mungkin juga kata Djakarta 17-8-45 menjadi Djakarta hari 17 bulan 8 tahun
05. “
             Sementara Sayuti Melik mengetik teks proklamasi, anggota rapat lainnya membahas mengenai tempat yang akan digunakan untuk melaksanakan proklamasi kemerdekaan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bahas Soal TOEFL Structure 2.2 [End of 1989-05]

Bahas Soal TOEFL Structure 3.1